Rabu, 23 Mei 2012

Hilangnya Ruh Idealis Mahasiswa "Terkesan Pragmatis Dan Individualis"

Irvanuddin

Mahasiswa atau Mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan di sebuah universitas atau perguruann tinggi.
Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai bagian dunia telah mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. Misalnya, di Indonesia pada Mei 1998 silam, ribuan mahasiswa berhasil memaksa Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya.
Mahasiswa merupakan eleman masyarakat yang sangat sentral dalam memajukan sebuah peradaban. Bila berbicara mengenai mahasiswa identik dengan pemuda. Pemuda yang memiliki gejolak semangat perubahan yang progresif. Mahasiswa juga identik dengan kaum intelektual yang dengan ide-ide dan gagasan-gagasan cemerlangnya mampu membuat arus perubahan yang signifikan bagi kemajuan suatu bangsa.
Kekuatan mahasiswa tidak bisa dipandang sebelah mata. Terkadang, para golongan tua yang sudah merasa memiliki perngalaman lebih memandang sebelah mata terhadap mahasiswa. Jadi, porsi yang diberikan untuk turut andil dalam kamajuan bangsa jarang dilibatkan (dalam artian mengambil kebijakan). Tapi, bila dilihat lebih jauh lagi, mahasiswa sebagai kaum intelektual, pemuda, dan juga elemen masyarakat hanya dijadikan “robot penggerak” bagi jalannya sebuah pemerintahan (legitimasi).
Dan bila berbicara mengenai pendidikan bangsa, tentu tidak bisa lepas dari peran mahasiwa sendiri. Disisi lain, mahasiswa sangat berperan dalam memajukan pendidikan bangsa. Identitas dan ideologis mereka sebagai kaum intelektual memberikan aroma segar bagi pendidikan. Apalagi bagi mereka (mahasiswa) yang hasil produk dari univesitas atau perguruan tinggi yang berorientasi atau berlatar belakang pendidikan dan mencetak guru. Akan tetapi, belum tentu produk dari perguruan tinggi seperti itu juga berimbas melahirkan generasi muda yang progresif dan bermental pembangunan. Tentu saja banyak faktor yang mendukung hal tersebut.
Karena, pada era sekarang ini, justru mahasiswa sudah kehilangan ruh sebagai penggerak peradaban. Banyak mahasiswa yang sudah meninggalkan kebesaran identitas ke-mahasiswa-an mereka. Mahasiswa lebih cendrung berfikir pragmatis dan individualistis. Tidak heran, karena arus globalisasi yang tidak difikter dengan baik berdampak kepada generasi muda (mahasiswa) dan akhirnya ujung tombak dalam memajukan bangsa pupuslah sudah.
Mahasiswa saat ini bisa dikatakan mengalami tidur panjang dan belum bangun dari tempat tidurnya. Dalam hal ini mahasiswa terkesan kehilangan peranya sebagai mahasiswa yaitu “agent of change, iron stock dan guardian of value”. Dominasi sifat karakter pragmatis dan kapitalis individualis inilah yang menyebabkan hilangnya ruh dan marwah mahasiswa dimata masyarakat. Mereka para mahasiswa mayoritas berpaham pragmatisme dengan falsafah “wani piro???”.
Saat ini bangsa Indonesia masih menunggu bangunya para mahasiswa dari tidur panjangnya, sehingga mereka para mahasiswa mampu menyuarakan aspirasi masyarakat dengan penuh ikhlas dan tanpa pamrih. Oleh karena itu, marilah, segenap warga Negara Indonesia tanpa terekecuali, mahasiswa khusunya, ingatlah peran kita terhadap kemajuan bangsa Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar