Sabtu, 26 Mei 2012

Merubah Paradigma Dengan Falsafah "Buang Rasa Gengsi"

Irvanuddin
Apakah Anda pernah mengalami keadaan dimana Anda merasa tidak mampu mengatasi suatu permasalahan yang cukup berat, namun Anda dituntut untuk segera mungkin menyelesaikan masalah tersebut?
Atau mungkin Anda pernah merasa bahwa kegagalan Anda disebabkan oleh keadaan yang tidak mendukung Anda?
Mungkin Anda perlu memahami bahwa sebenarnya Anda memiliki kekuatan berpikir yang dapat merubah suatu paradigma.
Apa itu paradigma?
Paradigma adalah suatu pola pikir atau cara pikir dalam menghadapi sesuatu. Paradigma juga bisa diartikan sebagai cara berpikir yang telah mengakar pada diri seseorang atau sekelompok orang yang terbentuk berdasarkan kebiasaan – kebiasaan umum (Pop Culture). Paradigma merupakan cara pandang seseorang dalam mengahadapi rentetan kejadian dan pengalaman yang terjadi sepanjang hidupnya.
Kadang Anda merasa gagal melakukan sesuatu, seperti saat Anda belum berhasil dalam mendapatkan lapangan kerja lalu kita menyerah atau mulai menyalahkan nasib yang tidak berpihak pada Anda. Sebenarnya bukan karena nasib, tapi lebih karena Anda tidak bisa merubah paradigma berpikir Anda yang salah karena paradigma merupakan adalah alasan yang memberikan dorongan bagi Anda dalam berperilaku.
Mungkin Anda yang baru saja menyelesaikan masa pendidikan mulai merasa frustrasi karena tidak juga mendapat pekerjaan, cobalah berpikir positif bahwa mungkin saat ini Anda perlu menghabiskan waktu dengan keluarga, mengingat ketika masa pendidikan, Anda kurang memiliki waktu berkualitas dengan keluarga Anda. Di saat Anda telah berhasil merubah paradigma berpikir ke arah yang positif, maka Anda tidak akan melihat sebuah hal yang sulit sebagai suatu masalah dalam hidup Anda. Jika Anda mampu merubah paradigma berpikir, maka Anda akan melihat permasalahan hidup Anda sebagai suatu hal yang wajar. Bagi Anda, masalah adalah suatu hal yang biasa terjadi dan dapat dengan mudah menyelesaikannya.
Banyak kita lihat lulusan Sekolah Menengah, Diploma, Sarjana, Master bahkan Doktoral yang pintar-pintar setelah tamat sekolah jadi “pengacara” alias Pengangguran nggak ada acara.
Kalau ditanya kenapa mereka memilih pengangguran, kebanyakan mereka mengatkan susah mencari pekerjaan..
Betulkah pekerjaan susah dicari??
Sebetulnya tidak juga, yang nama nya pekerjaan itu sangat banyak dan tidak akan pernah habis. Hanya saja banyak lulusan yang berstatus pengacara lebih memilih menunggu lowongan PNS atau lowongan dari perusahaan swasta.
Hidup ini bergerak dari pilihan ke pilihan, kita dikasih Tuhan hak untuk memilih, pekerjaan bidang apa yang ingin kita tekuni. Karena dengan menekuni suatu bidang pekerjaan sampai membuat kita menjadi paling ahli di bidang tersebut, akan membuat kita lebih bernilai di mata orang lain.
Banyak hal penyebabnya salah satu nya adalah gengsi.
Padahal kita lihat banyak lahan-lahan produktif belum difungsikan, banyak SDA yang belum diproses, banyak pekerjaan-pekerjaan yang orang menganggap sebelah mata, tapi disitu ada celah untuk mendapatkan uang yang lebih besar dari gaji seorang PNS atau gaji karyawan swasta, misalnya: menjadi penjual bubur, berdagang bakso, pengumpul barang bekas kemudian dibudidayakan, sales industri kecil dan menengah, industri kreatif, dll.
Dari kecil orang tua kita sering mengatakan, rajin belajar agar bisa sekolah di sekolah yang bagus atau sekolah negeri, misal waktu SD disuruh rajin belajar agar diterima di SMP negri, kemudian di SMP diminta rajin belajar agar diterima di SMA negri, ketika SMA kita dimotivasi untuk belajar lebih giat lagi agar bisa di terima di PTN, waktu di PTN kita diminta serius kuliah agar bisa diterima kerja di tempat yang bagus. Berita buruk nya, jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah lulusan yang mencari pekerjaan. Gap nya pun sangat besar. Ketika di bangku sekolah sampai kuliah ada parameter untuk menilai keberhasilan kita misal ada Rapor di sekolah dan IP di Perguruan Tinggi.
Kita tidak menyalahkan harapan orang tua, hanya saja kita harus melihat dengan rasional antara harapan dengan realita, paradigma yang salah akan menyebabkan kita menjadi kebingungan, waktu sekolah ada target yang akan kita raih (lulus di Sekolah Negri) dan ada nilai untuk mengukur kemampuan kita (rapor dan IP). Ketika tamat kuliah dengan nilai bagus dan mungkin dari PT bergengsi, tapi dewi fortuna belum memihak kepada kita sehingga belum memperoleh pekerjaan yang menurut kita cukup ideal.
Sebenarnya apa yang salah?
Kita lihat paradigma kita, setelah tamat sekolah atau kuliah kita ingin mendapat pekerjaan di tempat yang cocok menurut imajinasi kita, realita nya tidak sesuai harapan. Artinya disini kita harus merubah paradigma kita dari “mencari pekerjaan” menjadi “mencari uang”.
Bukan kah tujuan kita bekerja untuk mendapatkan uang?
Ketika kita memikirkan bagaimana mendapatkan uang, maka akan banyak jalan yang kita lihat dan terbuka. Tinggal menanggalkan baju gengsi tadi, kemudian agar kita bisa berjalan dalam garis tujuan kita, ideal nya kita harus banyak bermimpi besar, tuliskan mimpi-mimpi besar tersebut kapan kita ingin meraihnya, apa usaha untuk bisa mewujudkannya, berapa besar biaya agar mimpi itu jadi nyata, siapa orang-orang yang bisa membantu kita untuk mempercepat mimpi itu jadi realita, dan ada batas waktu untuk menggapai mimpi itu.
Dari sekarang mari kita tulis tujuan hidup kita menurut mimpi-mimpi besar kita, dan mimpi-mimpi besar kita yang kita tulis itu, harus kita baca sebanyak mungkin setiap hari agar tertanam di alam bawah sadar kita, sehingga memacu adrenalin kita untuk lebih kreatif, mulai lah merubah paradigma dengan mencari uang dan menanggalkan gengsi yang menghambat langkah kita untuk berhasil.
Kemudian agar kita lebih selektif dan tidak tergoda dengan berbagai rayuan dari luar, mari kontrol diri kita dengan membuat laporan keuangan sehari-hari atau biasa disebut cashflow untuk pengganti rapor kita waktu di sekolah dulu. Insya Allah dalam 5 tahun atau 10 tahun kedepan kita akan kaget dengan pencapai-pencapaian besar kita.
Jangan lupa belajar lah pada ahlinya yang lebih dahulu melakukannya untuk bidang yang kita minati, karena kita ini hanya mengikuti jejak-jejak pendahulu-pendahulu di bidang tersebut.
Intinya Dengan mengubah paradigma Anda akan lebih mudah dalam membongkar suatu masalah dan mencari jalan keluarnya. Anda akan menjalani hidup dengan lebih mudah, apapun kondisinya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar